Sampai sekarang saya masih belajar dan berusaha belajar berbahasa yang baik benar dan baku, menurut bahasa yang saya ucapkan. Menyikapi masalah berbahasa terkadang saya minder kalau pas sharing atau bericara dengan teman yang bahasanya saya kurang memahaminya. Terutama teman yang berbahasa luar karena di kampung saya mayoritas berbahasa Jawa, karena saya asli kelahiran Ganda Suli Brebes-Jawa Tengah. Cuma tinggal di Kota Subang Jawa Barat ngikut di Kota Istri saya, wah jadi curhat,, Dari sekian teman sangat berbeda beda suku dan bahasanya, awalnya saya tidak bisa beradaptasi dengan bahasa yang saya temui sehari harinya, Karena teman offline di tambah lagi teman online sangat banyak sekali suku bahasanya, Dari bahasa sunda, jawa, Indonesia, dan bahasa lainya. Seiring berjalanya waktu saya berusaha memahami beberapa Bahasa, Alhamdulilah sedikit banyaknya saya agak di mengerti, Namun pada bahasa Sunda saya masih kesulitan untuk berbahasa yang baik istilah orang Bandung mah sunda anu lemes/leuleus.
Bahasa Indonesia :
Untuk berbahasa yang umum kebanyakan di Indonesia sudah pasti mayoritas menggunakan bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia bahasa yang personal di negeri tercinta ini, namun beda pada Negeri luar sana mungkin kebanyakan bahasa yang di pergunakan bahasa Inggris, berarti bahasa Inggris bisa di bilang bahasa dunia yah,,? Tapi sebagai warga Negara Indonesia yang baik tidak ada salahnya kita selalu menggunakan bahasa dalam negeri yang baik dan benar, Untuk salaing bertutur sapa, karena dari kata dan ucaplah tingkat kesantunan seseorang yang akan nampak pertama. Lha ya Iya coba saja misalkan kita baru kenal lantas tutur sapa kita sedikit arogan atau kurang santun so pasti persepsi teman akan menilai nih orang agak tinggi cc nya yah,... hhh
Asal urun rembug basa Indonesia :
Ing udhar 28 Oktober 1928 riyen kala, ngrupikaken udhar bersejarah kunjuk basa Indonesia ingkang kala punika diresmikan dados basa nagari uga dados basa palih setunggalan saking semanten atus basa daerah. nanging kados napa ingkang kanaman basa Indonesia punika. tiyang nepangipun basa Indonesia dados Melayu ingkang dimodifikasi, lajeng dicampur kaliyan basa etnis ugi serapan saking macem-macem daerah uga saking basa asing, lajeng dipunbakenaken. lajeng saking manakah asal-urun rembug basa Melayu punika. napa basa punika namung dipunsanjangaken dening etnis Melayu ket berabad taun ingkang lajeng. Salerese basa etnis Melayu piyambak namung sakunjukan alit kamawon saking atusan etnis ing nusantara.
Asal usul bahasa Indonesia : Pada tanggal 28 Oktober 1928 dulu saat, merupakan tanggal bersejarah dipakai bahasa Indonesia yang saat itu diresmikan jadi bahasa negara dan jadi bahasa bagi dua satuan dari sekian ratus bahasa daerah. tapi seperti apakah yang dinamakan bahasa Indonesia itu. orang mengenalnya bahasa Indonesia jadi Melayu yang dimodifikasi, lanjut dicampur dengan bahasa etnis juga masukan dari berbagai daerah dan dari bahasa asing, lanjut dibakukan. lanjut dari manakah asal-urun rembug bahasa Melayu itu. apakah bahasa itu hanya dipetuahkan oleh etnis Melayu sejak berabad tahun yang lanjut. Salerese bahasa etnis Melayu sendiri hanya sedipakaian kecil saja dari ratusan etnis di nusantara.
Basa Melayu kasumarepan dados akar saking lingua franca Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, lebet bukunya Sedjarah basa Indonesia, ngleraken basa Melayu nggadhahi kekiyatan konjuk merangkul kewigaten sareng dadosipun konjuk kunjuk ing Nusantara. miturut Alisjahbana, dhawahanipun ugi wiyar amargi basa Melayu dipungesangi dening para panyeganten pengembara uga saudagar ingkang murug datheng pundi-pundi. basa punika yaiku basa hubungan ingkang berabad-abad tuwuh ing kalangan para wargi Asia kidul, seratipun. Faktor benten, basa Melayu yaiku basa ingkang gampil dipunpelajari. ing era pemeritahan Walandi ing Hindia, basa Melayu dipunginakaken dados basa resmi kaping kalih lebet korespondensi kaliyan tiyang lokal. Persaingan antawis basa Melayu uga basa Walandi pun tambah ketat. Gubernur Jenderal Roshussen ngurun.
Bahasa Melayu diketahui sebagai akar dari lingua franca Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, dalam bukunya Sedjarah Bahasa Indonesia, mengutarakan bahasa Melayu memiliki kekuatan untuk merangkul kepentingan bersama sehingga untuk dipakai di Nusantara. Menurut Alisjahbana, persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. "Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan,"tulisnya. Faktor lain, bahasa Melayu adalah bahasa yang mudah dipelajari. Pada era pemeritahan Belanda di Hindia, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua dalam korespondensi dengan orang lokal . Persaingan antara bahasa Melayu dan bahasa Belanda pun semakin ketat. Gubernur Jenderal Roshussen mengusulkan bahasa melayu dijadikan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat.
Tembung ugi pangucap saking Kulo :
Mung ngantos dipunmriki rumiyen pangrembagan tentang berbahasa ingkang sae. menawi taksih kathah ingkang kirang utawi klintu mohon apunten ingkang seagunge, amargi panyerat ugi taksih gegulang ugi ngupados kagem gegulang berbahasa ingkang sae ugi baken ndherek suku bahasa ingkang teng rembagipun. matur sembah nuwun inggil partisipasi ugi kunjungan panjenengan sedaya. mugi-mugi punapa ingkang kawula dhateng aken wonten kesempatan menika saged wonten ginanipun kagem sami ngagem ugi sami bersilaturrahmi ndherekne blogging,.. Salam sejahtera ....
Kata dan ucapan dari saya :Hanya sampai disini dulu pembahasan tentang berbahasa yang baik. Jika masih banyak yang kurang atau salah mohon maaf yang seagungnya, Karena penulis juga masih belajar dan berusaha untuk belajar berbahasa yang baik dan baku menurut suku bahasa yang di bahasnya. Terima kasih atas partisipasi dan kunjungan anda semua. semoga apa yang saya hadirkan pada kesempatan ini bisa ada manfaatnya untuk saling berbagi dan saling bersilaturrahmia antar blogginga,.. Salam sejahtera ....