Pada hari Minggu tanggal 26 Oktober Tahun 2014 tepat nya kemarin kembali, Daerah pesisir laut utara Kota
Subang Jawa Barat tepat nya di daerah
Blanakan Subang. Kembali mengadakan pesta tradisi tahunan, Yaitu pesta
Nadran atau pesta laut masyarakat sekitar menyebutnya. Seperti biasa pada setiap tahun di wilayah pelelangan ikan Blanakan itu menyelenggarakan ritual yang sudah lekat dengan tradisi nenek moyang itu. Tradisi itu seakan tidak bisa punah dari masa kemasa bukan bertambah hilang malah semakin mejamur dan semakin lekat. Walaupun pada sebagian pendapat masyarakat ada perbedaan dalam menyikapi hal ritual itu namun, Namanya tradisi
peninggalan turun temurun. Seperti apa yang pernah saya posting waktu tahun
2013 yang lalu tentang :
Pesta Nandran Blanakan Subang. Sampai sekarang masih diadakan setiap satu tahun sekali. Konon katanya ritual inti nadran itu, memberikan persembahan sebuah kepala kerbau hitam yang di potong, Dan di buang di tengah laut. sebagai persembahan kepada yang ghoib Ki budug basuh. Itupun saya menurut sumber yang menceritakan tentang makna dan tujuan
Ritual Nadran, namun kebenaranya saya tidak terlalu menelisik. Mungkin bisa anda jabarkan lebih rinci jika diantara anda ada yang lebih paham tentang Ritual Nadran ini. Disini saya hanya berbagi dimana pesta nadran itu berlangsung saya dan keluarga hanya turut gembira mengajak anak anak melihat ribuan manusia memadati halaman pelelangan ikan di daerah
Blanakan Subang Jawa Barat. Obyek Wisata lainya di Kota Subang : Semua Label Wisata
Makna Syukuran Ruatan Laut :
Pesta rakyat di pesisir pantai utara di daerah Blanakan Subang Jawa Barat. Lebih umumnya bisa distilahkan, Pesra (Ruatan Laut) atau istilah lain masyarakat pantura Subang menyebutnya dengan nama. Pesta Laut atau Syukuran hasil tangkapan ikan selama dalam setahun sekali para Neringatinya, Sebagai bentuk Rasa Bersyukur kepada Allah yang telah memberikan, Rizky dan berkah dari usaha menangkap ikan di laut. Dan ada juga sebagian Masyarakat yang menamai ruatan laut itu dan nama Pesta Nadran. Apapun sebutan juga nama lain tentang Ruatan laut, tujuan penamaanya sama hanya penyampaianya saja yang sedikit berbeda. Ruatan laut itu pada masyarakat nelayan sekitar pantai, Merupakan suatu istilah adat tali paranti yang sudah lama sampai tradisi ini, turun temurun dikenal dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat baik petani petani juga nelayan yang ada di seluruh Desa Blanakan Subang Jawa Barat.
Visi dan Misi Ruatan Laut :
Seperti pada umum nya tiap satu tahun sekali. kebiasaan Ruatan Laut yang berlaku pada kalangan masyarakat Nelayan Kota Subang Jawa Barat ini, Pesta Nadran/Ruatan Laut, Syariat nya tidak terlepas dari unsur‑unsur ritual yang mengandung makna religius. Namun semua itu tidak lepas dari Kaidah Agama Islam yang mayoritas mereka peluk. Syukuran Ruatan Laut sebagai bentuk suatu permohonan doaa akan keselamatan, kesuburan dan sekaligus sebagai suatu ungkapan rasa Bersyukur kepada Yang Maha Pencipta.
Semua Masyarakat sekitar dari Pedagang, Petani juaga Nelayan, dan masyarakat umum lainya. Itu semua menyadarinya bahwasanya selama dalam setahun bekerja peraskeringat banting tulang, mencari nafkah di tengah hamparan birunya air laut hanya semata mengharap berkah yang barrakah. Demi menghidupi keluarga Para nelayan dengan suka rela tak kenal panas dan hujan, menggantungkan seluruh kehidupannya kepada kemurahan alam sebagai anugerah Yang Maha Pemurah (Allah),
Syukuran Pesta Nadran :
Maka dari itu menurut penuturan kepala pelelangan Koprasi KUD Fajar sidik menyampaikan lawatanya, Dan sebagai ungkapan rasa bersyukur kepada yang maha kuasa. Sehingga Pesta Ruatan laut ini di meriahkan pada tahun 2014 ini. Dan merekapun mengapresiasikan sekaligus merealisasikannya dalam bentuk satu, Kegiatan Syukuran Ruatan Laut/Pesta laut atau Nadran/Sedekah laut yang di peringati pada setiap tahun sekali. Dibeberapa pelelangan ikan sedesa dan sekecamatan Blanakan. Atau ada juga di luar Desa Blanakan yang memeriahkan Ruatan laut ini tiap tahunya. Contoh, Pelelangan Muara Ciasem Kecamatan Ciasem, dan ada juga Muara Cilamaya, Juga Muara Pakis Karawang, Yang menyelenggarakan Ruatan laut yang sama, tetapi untuk waktu pelaksanaanya tidak mungkin bersama'an. Tetapi cara dan tradisinya sama seperti yang ada di Desa Blanakan Subang Jawa Barat.
Saya dan keluarga hanya menikmati keindahan pantai sambil lihat kerumunan buaya di tempat taman kormis Buaya Blanakan. Banyak mata hilir mudik kesana kemari, saya mah bener bener merasakan nkmatnya Santey kaya di Pantey Beneran :
Enaknya Tuh Disini.
hxhxhxh.. Demikianlah perjalanan wisata saya yang gak jauh dari tempat tinggal saya. Biar dekat yang penting Anak anak nyrenseng, karena gembira bisa main air laut dan melihat pemandangan luas terhampar biru. Mohon maaf yah jika saya berwisata tidak ngajak ngajak Sobat semua, Soalnya lagi tanggung bulan kata yang suka melirik almanak mah. Kalau saya mah yah seadanya saja, Yang penting bisa tersenyum gembira dan ceria selalu. Dan satu lagi jika Ruatan laut itu ada perbedaan 2 (dua) kubu yang berbeda persepsi. Dimana kultur budaya indonesia yang harus di lestarikan.
Namun ada beberapa tradisi dan adat budaya yang lainya, yang agak sama dengan ruatan lauat itu,. Apakah itu juga masih termasuk adat budaya yang meyalahi keyakinan, Dan apa mungkin itu juga bisa dikatagorikan tidak sesuai dengan Aqidah agama. Sebenernya saya tidak ingin membahas masalah agama, namun tradisi ini tiap tahunya mendapat sorotan yang lumayan jadi perbincangan masyarakat, dan beberapa golongan. Tapi sampai saat ini, Tidak ada tindakan dan upaya apapun untuk jalan penyelesaianya agar benar benar Adat tradisi dan budaya ini sesuai dengan para ke 9 wali lalukan dulu. Mesti adat tradisi dan budaya masih di jalankan, Dan para walipun tidak melarangnya, Asalkan masih tetap dalam naungan sesuai aqidah Islam. Sekiranya berkenan silahkan diskusikan agar menemukan titik temu yang searah, dimana budaya Indonesia jangan samapi menyalahi Aqidah agama agar tonggak sejarah juga warisan adat dan budaya Indonesia tumbuh subur dan lestari di bumi pertiwi Indonesia, dan yang pasti sesuai dengan tri smara bakti dan pancasila yang di naungi berkeyakinan pada masing masing Agama... Happy Blogging...